Thursday, March 20, 2008

Mujur

Reformasi 1998 hadir saat hidup aku terumbang ambing. Lekas dari saat itu aku bangkit menyusun semula disiplin hidup dan terus hingga kini konsisten mendokong agenda perubahan Malaysia - tidak memilih bulu siapa yang bersedia untuk itu. Masih banyak yang mungkin akan aku catatkan dalam Diari Kampus - Catatan Hidup Seorang Aku Sebagai Mahasiswa.

Justeru aku mudah mengerti soal rasa bangga dan kecewa dalam liku-liku perjuangan ini. Aku tidak pernah mendaftar sebagai ahli mana-mana parti walaupun umum tahu, di mana-mana aku mahasiswa Pro-Reformasi. Dari kerja individu di kampus, turun ke jalan bersama rakyat, mencanai persefahaman dan kefahaman bersama aktivis-aktivis yang jauh lebih hebat serta berpengalaman, aku saksikan lebih banyak mereka yang memberi lebih dari apa yang pernah aku sumbangkan.

Mujur. Hanya itu kata mensyukuri perkenalan dengan Circle Bangsar. Dari saat wajah elit UPP-IKD hingga transisi Komunite (baca : komuniti teh, sebab wacananya banyak di warung). Nyata tingkat hangatnya perbincangan selalu lebih dari memuaskan. Ini kelompok yang pelik! Dari seorang pencinta sastera, lulusan Azhar dan Jordan, mahasiswa pelbagai latar hingga ke sosok yang lebih dikenal elit berbanding sebaliknya. Mujur.

Kecintaan rakyat pada erti hidup yang lebih bermakna sukar dimengertikan. Dan rasa itu cukup dekat di hati. Tanpa ada rasa punya sesuatu, rakyat kekal memberi sesuatu.

Harapan rakyat, moga tidak dikuburkan. Dalam kepayahan perjuangan, hargailah sumbangan semua. Masa untuk bekerja - mengurus kemenangan lebih sukar dari menghadirkannya.

* Untuk (aku dan) teman-teman yang sering rasa mahu (dan telah) membuang diri, kita tak pernah mahu mengharapkan apa-apa selain kebahagiaan rakyat. Pemberian kita mungkin tidak seberapa, tapi kemahuan kita mengatasi ketakutan adalah hadiah besar untuk diri kita dan untuk mereka yang mahu memahami.

No comments:

Post a Comment